Pages

Subscribe:

Senin, 24 Oktober 2011

Kamboja Jepang ( Adenium obesum )

Kamboja Jepang ( Adenium obesum )
A.    Pengertian Kamboja Jepang ( Adenium obesum )
Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak. Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.



B.     Penggolongan Adenium
Adenium merupakan suatu genus yang berada dalam famili Apocynaceae. Jadi, adenium masih sekeluarga dengan Plumeria, Nerium, Pachypodium ataupun Allamanda. Dari berbagai literatur, diketahui bahwa ada beberapa cara penggolongan Adenium. Ada yang menganggap suatu jenis sebagai species, ada yang menganggapnya sebagai subspecies (varietas). Menurut definisi spesies, mereka tidak bisa kawin dan menghasilkan keturunan dengan species lain, kalau bisa sangatlah sulit. Inilah yang terjadi dengan berbagai species Adenium yaitu mereka sangat sulit untuk dapat menghasilkan keturunan dari persilangan antar spesies. Jenis-jenis tersebut antara lain            :

a.       Adenium obesum
b.      Adenium multiflorum
c.       Adenium oleifolium
d.      Adenium somalense
e.       Adenium swazicum
f.       Adenium boehmianum
g.      Adenium arabicum
h.      Adenium socotranum

C.     Cara budidaya dan Kendala
Adenium merupakan tanaman yang relatif mudah untuk dibiakkan. Terdapat dua cara perkembangbiakan Adenium; generatif dan vegetatif.
1.   Perkembangbiakan generative
Perkembangbiakan generatif dapat dilakukan dengan menggunakan biji Adenium. Untuk mendapatkan biji Adenium, dilakukan dengan membungkus buah-buah Adenium dengan plastik. Buah Adenium merupakan tipe buah dehiscent, artinya ketika matang buah ini akan pecah menyemburkan bijinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk membungkus terlebih dahulu buah-buah ini dengan plastik ketika belum dipetik dari pohonnya. Buah Adenium mulai tumbuh ketika bunga mekar telah berusia 1 bulan, dan dalam waktu 3-4 bulan buah-buah ini akan matang. Jadi buah-buah ini dibungkus 2-3 minggu sebelum masa matangnya. Ketika matang, biji-biji Adenium akan tertampung dalam plastik. Kemudian, kumpulkan biji-biji tersebut untuk dikeringkan. Setelah kering, biji-biji ini dapat segera ditanam kembali. Kekurangan dari cara pembiakan generatif adalah waktu yang dibutuhkan cukup lama karena Adenium dewasa baru mulai berbunga ketika usianya 6 bulan.
2.   Perkembangbiakan vegetative
Perkembangbiakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek atau cangkok. Terdapat beberapa keuntungan dari perkembangbiakan vegetatif pada Adenium, antara lain: kita dapat memilih karakter bonggol atau bunga yang bagus, biji lebih mudah dikumpulkan, dan tanaman tidak mudah terserang virus. Sementara itu, kekurangannya adalah akan sulit menduga seperti apa bentuk Adenium ketika dewasa. Cangkok yang umumnya dilakukan adalah cangkok pada bagian percabangan batang dan bonggol. Kita dapat menggunakan kantong plastik dan plester untuk membungkus bagian yang dicangkok, kemudian menunggu hingga bungkusan tersebut membesar. Jika terlihat membesar, artinya cangkokan telah tumbuh menghasilkan anakan baru, dan kita boleh membuka bungkus plastik tersebut. Jika kita mencangkok pada bagian bonggol, maka jangan lupa untuk melapisi plastik dengan kertas karbon, agar bonggol tidak hangus karena matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cangkok hanya 2-4 minggu hingga menghasilkan anakan baru. Anakan baru tersebut harus ditumbuhkan di tempat teduh karena anakan ini masih belum tahan terhadap sinar matahari langsung. Ketika akan memutuskan untuk membudidayakan Adenium, berarti kita harus memiliki pasokan bibit yang cukup. Yang dimaksud dengan bibit Adenium di sini adalah anakan yang telah memiliki bonggol, yang sudah ditumbuhkan selama 9 bulan. Keunggulan bibit tersebut adalah pertumbuhannya optimal sehingga ketika dewasa akan menjadi tanaman yang sehat dan kuat. Bibit ini pun sudah cukup kuat jika Anda ingin mencangkoknya. Dalam budidaya Adenium, jangan ragu-ragu untuk memberi pupuk pada masa pembibitan. Dengan pemberian pupuk yang intensif, bibit dapat matang hingga 3 bulan lebih cepat daripada bibit tanpa pupuk.
            Berikut ini beberapa teknik budidaya adenium yang sering digunakan agar mendapatkan jenis adenium berkualitas tinggi      :
a.       Menyilangkan adenium
Tujuan dari penyilangan adalah untuk mendapatkat keturunan yang baik sesuai dari penggabungan sifat indukan. Alangkah baiknya dilakukan pencatatan mengenai data indukan agar anakan nanti bisa dilacak keturunannya. Indukan yang menanggung biji haruslah yang cukup besar sehingga mampu menanggung beban biji tersebut. Jumlah biji yang boleh ditanggung per indukan sangat tergantung pada besar indukan dan tingkat nutrisi asupan. Jadi, saat indukan menanggung biji haruslah diberi pupuk ekstra terutama unsur K, karena saat itulah adenium butuh banyak energi. Jika nutrisi kurang ataupun ukuran indukan terlalu kecil menanggung beban biji, maka biji dapat berguguran ataupun ukurannya tidak maksimal. Paling parah adalah indukan dapat mati jika terlalu banyak biji yang ditanggung. Untuk bunga sebagai pejantan, pilih yang sudah tua (umur 4 hari), sedangkan bunga sebagai betina boleh yang masih baru saja mekar. Putik lebih dahulu matang daripada serbuk sari. Sebisa mungkin jangan ada air yang masuk ke bunga yang akan disilangkan.
Langkah menyilangkan:
·         pilih bunga yang sudah tua (umur 4 hari) untuk diambil serbuk sari-nya.
·         gunakan kuas ataupun cottonbud yang basah untuk mengambil serbuk sari. Jika perlu sobek sebagian bunga agar serbuk sari yang berwarna kuning tersebut kelihatan.
·         pilih bunga yang segar (umur 2 hari) untuk indukan betina.
·         buka bagian tengah bunga sampai kelihatan putiknya. Putik bunga berwarna putih kehijauan dan sedikit lengket.
·         Oleskan serbuk sari pada putik tersebut.
·         Setelah 4 hari bunga akan gugur dan akan muncul buah berbentuk polong.
b.      Menyambung / grafting adenium
Menyambung adalah cara yang paling sering digunakan untuk memperbanyak adenium hibrida. Cara ini juga berfungsi mempercepat pertumbuhan batang atas apabila masih kecil. Batang bawah dipilih yang bonggolnya bagus. Batang bawah haruslah sedang aktif tumbuh, sedangkan batang atas boleh sedang tumbuh ataupun dorman.
Langkah-langkahnya:
·         potong batang bawah berbentuk V.
·         potong batang atas berbentuk V, kebalikan dari batang bawah.
·         masukkan batang atas ke batang bawah di potongan yang telah dibuat.
·         cocokkan kambium di batang atas dan si batang bawah di salah satu sisi. Sebenarnya pencocokan di kedua sisi lebih baik, tapi besar batang atas dan batang bawah haru s sama.
·         sambungan ditali dengan tali plastik seerat mungkin.
·         lindungi sambungan tersebut dari air dengan cara menutupinya dengan plastik transparan.
·         setelah sambungan menyatu dengan baik (sekitar 1 bulan) lepaskan ikatannya.
c.       Cara penyemaian biji adenium
Berikut ini merupakan anjuran menyemai biji adenium untuk mendapatkan tingkat germinasi maksimum.
·         Rendam biji Adenium dalam air selama ± 1 jam. Bisa juga dilarutkan fungisida.
·         Siapkan wadah khusus (tray) untuk menyemai. Atau bisa menggunakan apapun juga asal bisa menampung media dan saluran drainase-nya bagus.
·         Media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), sekam bakar, pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.
·         Taruh media di dalam wadah lalu basahi media tersebut.
·         Buat lubang sedalam 1 cm secara rapi, bisa menggunakan pensil atau jari.
·         Taruh biji secara horizontal/mendatar/tidur di dalam lubang yang telah dibuat.
·         Tutup lubang dengan media.
·         Lingkungan yang baik untuk menyemai adalah dalam suhu 20 - 35 derajat Celcius, sirkulasi udara baik, dan terkena sinar matahari yang terhalangi 50%.
·         Selama sekitar 2 minggu yaitu sampai dengan berkecambah, biarkan media selalu basah tapi tidak becek.
·         Setelah berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media tanam harus dibiarkan agak mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya (diperlakukan seperti tanaman dewasa).
·         Pemupukan dapat dilakukan setelah umur 2 minggu yaitu dengan melarutkan pupuk ke air siraman dengan konsentrasi rendah.
·         Setelah muncul 3-4 pasang daun (sekitar umur 2 bulan), Adenium siap dipindahkan ke pot-pot tersendiri.

D.    Cara Pemeliharaan
Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air. Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower. Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.
2.   Pot / wadah tanam
Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah. Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak. Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.
3.   Pengairan / Penyiraman
Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut. Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur. Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk. Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

4.   Lingkungan
Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.
Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.
Sinarmatahari
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.
Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.
5.   Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK mutiara berwarna biru. Setelah bibit tumbuh agak besar, digunakan pupuk NPK tetapi yang kadar N rendah dan K tinggi untuk memacu perumbuhan bunga. Untuk kadar P tinggi digunakan sebagai pemupukan daun dan kadar K tinggi untuk umbi dan batang. Selain itu untuk merangsang bunga dan mencegah kerontokan digunakan pokavit. Untuk insektisida digunakan perfekthion. Dan untuk fungisida digunakan daconil.
6.   Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.  Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan. 

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Makasi atas tipsnya

Unknown mengatakan...

terima kasih , karna blog ini sangat membantu saya :)

Unknown mengatakan...

terima kasih , karna blog ini sangat membantu saya :)

michele wijaya mengatakan...

Halo Bossku ^^
Segera Daftarkan ID di ibu21,com
Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
Serta Tersedia Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal Deposit Hanya 25Rb
BBM : csibuqq
WA : +855 88 780 6060
Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^

Posting Komentar