Pages

Subscribe:

Senin, 24 Oktober 2011

Keanekaragaman

Keanekaragaman merupakan fenomena normal pada makhluk hidup. Baik dalam kehidupan tumbuhan, hewan, maupun manusia, keanekaragaman ini mudah diamati pada penampilan luar yang merupakan kumpulan cirri-ciri setiap makhluk hidup. Berbagai ciri menunjukkan persamaan, sementara beberapa cirri lain menunjukkan perbedaan. Adanya perbedaan dan persamaan ciri-ciri yang diamati ini menyebabkan makhluk hidup, yang sudah dikelompokkan atas dasar sistem klasifikasi dalam taksonomi, masih menunjukkan adanya keanekaragaman diantara anggota setiap populasi.

Ciri yang paling nyata dalam kehidupan adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Ciri-ciri fisik luar pada makhluk hidup yang tampak secara visual akan mudah dikenali karena untuk melihatnya tidak diperlukan alat bantu. Tetapi, beberapa cirri-ciri fisik dalam sampai aras molekuler hanya dapat dikenali dengan alat-alat bantu atau teknik-teknik pemeriksaan laboratorium tertentu yang kadang-kadang memerlukan ketelitian yang tinggi. Dalam kaitan ini , perlu disadari bahwa ciri-ciri manapun yang dijumpai pada satu generasi suatu populasi akan dapat dijumpai pada generasi berikutnya. Dengan demikian disini berlangsung suatu proses pewarisan, dan pewarisan ini mengikuti hukum-hukum pewarisan yang berlaku. Dengan kata lain, cir-ciri tadi ditentukan secara genetis. Berbagai kenyataan mengenai penurunan sifat-sifat tersebut dipelajari dalam ilmu pengetahuan genetik.
Genetika (dari bahasa Yunani genno yang berarti "melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.

Perubahan sifat karena faktor lingkungan dikenal sebagai modifikasi. Modifikasi itu hanya bersifat semantara dan tidak diwariskan (tidak menurun). Untuk mendapatkan perubahan sifat yang permanen, diperlukan berbagai usaha, antara lain melalui perkawinan silang (persilangan), mutasi, dan rekayasa genetika. Persilangan dan mutasi banyak diterapkan dalam berbagai penelitian, termasuk dalam dunia kedokteran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar